Sabtu, 12 Desember 2009

Ghozwul Fikri Sebagai Tantangan Tablibgh

Dakwah merupakan tugas bagi umat Islam untuk mempertahankan eksistensi ajaran Islam bagi penganutnya juga bagi manusia pada umumnya. Kegiatan dakwah bukan hal baru, melainkan merupakan kegiatan yang telah dilakukan bahkan oleh manusia pertama yang Allah ciptakan yakni Nabi Adam as. Dalam perkembangannya kegiatan dakwah ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan tetapi membutuhkan berbagai instrument yang kompleks. Sehingga, seorang dai dituntut untuk sungguh-sungguh dan professional dalam melaksanakan tugasnya.

Kegiatan dakwah yang sering kali dipahami oleh masyarakat awam ataupun sebagian masyarakat terdidik sebagai sebuah kegiatan yang sangat praktis. Sehingga pemahaman mereka tentang dakwah sama dengan tabligh atau ceramah, yaitu suatu kegiatan penyampaian ajaran Islam secara lisan di atas mimbar. Maka kegiatan dakwah itu hanya dilakukan atau sebatas dilakukan di majlis-majlis ta’lim, mesjid-mesjid dan mimbar-mimbar keagamaan. Meski hal itu tidak sepenuhnya salah namun sangat penting untuk diluruskan. Kegiatan tabligh adalah hanya merupakan sebagian bentuk kegiatan dakwah terdapat bentuk atau hal lain yang bisa dilakukan dalam rangka berdakwah, seperti: Irsyad (bimbingan penyuluhan Islam), Tadbir (menejemen dakwah), dan Tatwir (pengembangan Masyarakat Islam).

Dalam ranah tabligh yaitu dakwah bi al-lisan seorang dai melakukan dakwahnya melalui ekspresi pemikiran yang berdasarkan pada sumber rujukan dakwah berupa Al-Quran dan As-Sunnah secara langsung atau pun tidak langsung terhadap mad’unya. Fenomena social actual dan realitas yang terjadi menjadi hal yang selalu harus digeluti oleh seorang mubaligh. Melihat tabligh sebagai upaya untuk memodifikasi realitas sosial yang tidak Islami kepada nilai ajaran Allah swt. Maka tabligh memiliki arti yang sangat dominan dalam kehidupan manusia.

Apabila kegiatan tabligh berhenti berarti berhenti pula kontrol terhadap perubahan masyarakat untuk menjadi lebih baik. Nabi Isa as. Diutus oleh Allah untuk melakukan tabligh kepada kaumnya sampai akhir masanya di dunia, baru ratusan tahun setelahnya Allah kembali mengutus seorangn nabi sebagai nabi penutup dan penyempurna ajaran-ajaran dari nabi-nabi tedahulu yakni nabi Muhammad saw. Selama masa penantian yang tidak singkat sampai ratusan tahun disebutkan dalam sejarah bahwa masa itu adalah masa kegelapan yang absolut, betapa tidak manusia kehilangan arah kejahatan terjadi diamana-mana. Kehancuran moral semakin menggurita dan budaya hedonis semakin mengguncang. Hal itu terjadi karena kegiatan tabligh terhenti. Kegiatan tabligh bagi masyarakat Islam di Era Globalisasi ini mengahadapi tantangan yang tidak sederhana mulai dari masalah internal mubaligh ataupun sampai masalah eksternal yang menumpuk.

Tantangan Internal Mubaligh Meliputi:

1. Seorang mubaligh tidak sungguh-sungguh dalam tablighnya, sehingga hasilnya pun jauh dari kesuksesan,

2. Pemahaman islam yang parsial seorang mubaligh, sehingga dia menyampaikan islam hanya dari satu sudut pandang, hal ini menimbulkan pemahaman yang picik dan fanatis,

3. Kurangnya persiapan sebelum menyampaikan materi tabligh, padahal hal itu penting sekali karena hal itu akan mempengaruhi dalam penyampain materi yang tidak garing atau monoton, dan materi kurang mengena,

4. Seringkali seorang mubaligh memilah-milah sasaran tablighnya. Hal ini menyebabkan mubalagh juga memilah-milah mubalighnya. Alasan mereka memilih bukan karena prinsip syar’i, melainkan alasan yang memperturutkan hawa nafsunya,

5. Kontemplasi, seorang mubaligh seringkali meninggalkan kewajiban untuk menginternalisasikan terlebih dahulu apa yang dia sampaikan kepada pribadinya, atau setidaknya dia sedang berusaha untuk melakukannya. Hal ini penting karena tanpa melakukan hal itu tabligh yang dilakukanya akan terasa hampa dan hambar,

6. Kurang pekanya seorang mubaligh dalam merespon realita sosial aktual yang terjadi di masyarakat, akibatnya materi tabligh yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan mubalagh,

7. Wawasan mubaligh yang sempit, sehingga tablighnya tidak universal dan cenderung membosankan.

8. Tidak adanya kaderisasi mubaligh dan organisasi mubaligh yang akan lebih mengefektifkan kegiatan tabligh.

9. Kondisi kehidupan ekonomi seorang mubaligh kurang adil dan sejahtera sehingga sorang mubaligh tidak fokus dalam menyampaikan tablighnya.

10. Tidak ada manajemen mubaligh

Memperhatikan tantangan-tantangan di atas perlu kiranya kita melakukan perenungan dan introspeksi sedalam-dalamnya terhadap diri kita, karena setiap orang bisa jadi adalah seorang mubaligh.

Tantangan Eksternal Mubaligh Meliputi:

1. Para penguasa tidak menjadikan kegiatan tabligh sebagai kegiatan prioritas dalam rangka membentuk struktur sosial yang madani sehingga kegiatan tabligh lebih banyak dilakukan secara fardiah (pribadi) oleh sebagian kecil komponen masyarakat.

2. Sulitnya melakukan segmentasi terhadap mubalagh. Segmentasi mubalagh ini penting dengan tujuan materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dari mubalagh itu sendiri.

3. Iklim saling memberi dan menerima nasehat yang kurang mendukung di sebagaian kelompok masyarakat.

4. Ghazul fikri ( perang pemikiran) . tidak seperti perang pada umumnya yang kita kenal yaitu perang secara fisik, kini ada perang gaya baru yaitu perang pemikiran. Ini adalah strategi dari para musuh islam untuk memberengus kekuatan Islam. Peristiwa perang salib dengan kemenangan Islam menjadi tolak ukur kekatan Islam, bahwa Islam tidak akan hancur di perangi secara fisik, begitu pula dengan peristiwa sejarah saat Unisovyet menggempur al-Jazair dengan puluhan ribu bom, akan tetapi Al-Jazair yang nota-bene negara Islam masih berdiri tegak sampai sekarang, sedangakan Uni Soviet menjadi hancur beberapa negara, karena ketidakmampuannya dan keenggananya untuk menanggung hutang perang saat menggempur atau memborbardir Al-Zazair sehingga para tokoh Yahudi dan nasrani memutar otak untuk menemukan strategi dalam menghancurkan Islam, maka dicetuskannya ghazwul Fikri.

Ada beberapa strategi kaum Yahudi dan nasrani utuk memerangi Ummat Islam, diantaranya dengan 4F 5S (Food, Fun, Fashion, Film, Sex, Smoke, Sains, Sport, Song).

a. Food

Secara tidak langsung kita telah bersumbangsih kepada Yahudi dan Nasrani untuk menyerang Islam diantaranya makanan yang bisa kita makan yaitu McD, Fizza Hut, coca colla, dll yang sebenarnya makanan tersebut lebih dikenal dengan junk food ( sampah ) yang tidak baik untuk kesehatan dan juga bisa menurunkan IQ secara drastis

b. Fun

Remaja pada masa kini lebih senang terhadap hal-hal yanng tidak terikat oleh aturan. Biasanya anak-anak remaja lebih suka jalan-jalan di mall, nonton di bioskop, dan chating dari pada mengikuti kajian tentang ke-Islaman. Secara tidak langsung umat Islam telah terjajah oleh kesenangan sesaat.

c. Fashion

Masalah ini biasanya lebih digandrungi oleh kaum hawa. Biasanya mereka kurang percaya diri ketika mereka mengenakan baju yang sesuai dengan sya’riat Islam. Mereka lebih cenderung memakai baju yang sexi dan menonjolkan aurat. Kalaupun ada yang menegenakan kerudung lebih suka mengenakan kerudung gaul dan bajunya memeperlihatkan lekak-lakuk tubuhnya.

d. Film

Image Kerusakan akhlak yang diakibatkan oleh berbagai program tayangan TV bukan isapan Jempol, Ghazwul Fikri adalah sebuah proyek besar musuh musuh Islam yang dilancarkan berbagai media TV. Berikut ini penjelasannya.

Disamping yang disebutkan diatas pemakalah juga menyimpulkan bahwa ghozwul fikr telah merambah kedalam sistem pemerintahan khusunya Negara Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Demokrasi

Demokrasi adalah agama yangmemiliki pandangan tersendiri mengenai alam nyata, kehidupan, dan manusia. Demokrasi yang menjadi penopang faham sekularisme yang berdiri di atas prinsip pemisahan agama dari agama dan kehidupan. Apa saja yang diperuntuk bagi Allah maka ia milik Allah, yakni masjid, gereja, dan tempat-tempat ibadah lainnya, sedangkan seluruh urusan dan bidang kehidupan selainnya, baik yang bersifat umum maupun khusus, adalah milik pemerintahan.

Diantara kebobrokan demokrasi adalah :

ü Rakyatlah yang menentukan hokum untuk dirinya sendiri. Maksudnya, yang membuat undang-undang dan ditaati dalam sistem demokrasi adalah manusia bukan Allah !

ü Kebebasan berkeyakinan, bahkan meskipun untuk murtad sekalipun

ü Kebebasan berekspresi, bahkan tidak masalah mencela dan melecehkan agama allah Ta’ala. Karena dalam pandangan demokrasi, tidak ada sesuatu pun yang tidak bisa dikritik dan digugat atau dipertanyakan dan diprotes

ü Kebebasan individu dalam pengertian kebebasan amoral kebinatangan. Dalam naungan demokrasi, seseorang bebas melakukan perbuatan dan mempraktikan gaya hidup apa saja, selama tidak berselisih dengan undang-undang positif mereka.

ü Menyandarkan keputusan pada hasil suara terbanyak (potting) dan mengkultuskan apa saja yang menjadi hasilnya, meskipun hasilnya bathil sekaligus.

ü Menyandarkan pada mekanisme pemungutan suara dalam pemilihan segala sesuatu, meskipun itu terhadap agama allah.

ü Menyamakan antara manusia yang paling baik dan paling berilmu dengan manusia yang paling keji dan paling bodoh dalam memilih pemimpin

ü Menyandarkan pada system kapitalisme dan beebagai kenyelenehannya dalam bidang ekonomi

ü Kebebasan membentuk partai, lembaga politik, dan organisasi lainnya, apapun keyakinan dan pemikiran partai dan lembaga-lembaga tersebut

2. Suara Terbanyak (potting)

Diantara kotoran-kotoran demokrasi, yang paling diikuti manusia adalah menyandarkan keputusan pada suara terbanyak secara mutlak dan ridha dengan pilihannya, bagaimapun macam keputusannya, baik sesuai dengan kebenaran ataupun sebaliknya. Keputusan hasil suara terbanyak menurut pandangan pembela demokrasi berlaku dan wajib diikuti walaupun menyelisihi hokum Allah dan Rasul-Nya.

Tidak diragukan lagi bahwa suara terbanyak dalam bentuk seperti ini telah menjelma menjadi landasan melencenga dari syariat Islam.

Bentuk ibadah kepadanya terwujud dalam upaya meminta keputusan hokum kepadanya, mengakui adanya hak memutuskan perkara pada mereka, dan ketaatan terhadap setiap keputusan mereka. Juga tatkala ia memperlakukan mereka sebagai pemegang kedaulatan tertinggi yang keputusan hukumnya tidak boleh dibantah dan digugat.

Jelaslah sudah usaha dalam pelancaran ghozwul fikr sukses besac yang dilakukan oleh orang kafir yang membenci Islam, dan itu semua yang tidak kita sadarkan, jadi kita semua sudah mngidap sakit struk, jasad ini sudah mati, tidak sadar kalau kita sudah dilumpuhkan, tidak sadar kalau agama kita sudah dijauhkan dari syariat Islam.

Pengertian Ghozwulfikri.

Secara bahasa Ghozwul Fikri terdiri dari dua kata; ghozwah dan Fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan disini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).

Secara Istilah Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.

Sasaran Ghazwul Fikri Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama) nya.

QS. 17:73; QS .5:49. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya kedalam agama kafir. QS. 2;217, QS. 2;120. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS .9;32.

Metode Ghazwul Fikri Membatasi Supaya Islam Tidak Tersebar Luas.

Ø Tasykik (pendangkalan/keragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.

Ø Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.

Ø Tadhlil (penyesatan) Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar.

Ø Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat. Menyerang Islam dari dalam

Ø Penyebaran faham sekuralisme. Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat danbernegara.

Ø Penyebaran faham nasionalisme. Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.Hadist : “Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena ashobiyah”

Ø Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.

Sarana Ghazwul Fikri : Mass Media, Cetak dan, Elektronika

Hasil Ghazwul Fikr :

1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah QS 25:30

2. Minder dan rendah diri QS 3:139

3. Ikut-ikutan QS 17:36

4. Terpecah-belah QS 30:32

Alat Penting Ghazwul Fikri Kerusakan akhlak yang diakibatkan oleh berbagai program tayangan TV bukan isapan Jempol, Ghazwul Fikri adalah sebuah proyek besar musuh musuh Islamyang dilancarkan berbagai media TV.

Realitas suguhan acara televisi di negeri ini nyaris semuanya melanggar syari'ah Islam. Begitu pendapat Abdurrahman Al-Mukaffi dalam bukunya Kategori Acara TV dan Media Cetak Haram di Indonesia. Celakanya, ummat yang mayoritas ini seolah tidak berdaya menghadapi sergapan ghazwul fikri (perang pemikiran) yang dilancarkan musuh-musuh Islam lewat 'kotak ajaib' itu.

Kenapa Ghazwul Fikri disebut sebagai tantangan da’wah paling berbahaya? Sebab dibandingkan dengan kebatilan-kebatilan dalam bentuk lain, Ghazwul Fikri jauh lebih merusak dan menghancurkan bahkan secara permanen. Dibandingkan dengan perang fisik atau militer, maka Ghazwul fikri ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik.

2. Sasaran ghazwul fikri tidak terbatas.

3. Serangannya dapat mengenai siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

4. Tidak ada korban dari pihak penyerang.

5. Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang.

6. Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka panjang.

7. Efektif dan efisien.

Target dan Sasaran ghazul Fikri

ü Mencegah ruh Islam tersebar ke seluruh persada bumi

ü Menyebarkan berbagai kebohongan tentang syari’at Islam

ü Mengangkat segi-segi kelemahan yang ada di berbagai negara Islam dan membebankannya kepada Islam

ü Memberikan gambaran bahwa Islam agama kekerasan dan pertunpahan darah

ü Menampilkan berbagai keistimewaan Islam sebagai kelemahannya

ü Menuduh Islam merusak daya cipta dan kecerdasan pengikutnya

Inilah ungkapan-ungkapan mereka tentang Islam

Misionaris Takly berkata, “..Kita harus menjelaskan kepada umat Islam bahwa apa yang benar di dalam Al-quran bukanlah sesuatu yang baru. Aka tetapi sesuatu yang baru di dalam Al-Quran belumlah tentu benar.”

Orientalis Perancis berkata, “Agama Muhammad adalah semacam penyakit lepra yang mewabah dan dapat memusnahkan umat manusia secara dahsyat. Siap yang menganut Islam ia akan ditimpa penyakit lemah dan malas…”

Sebagian yang lain berkata, “Kuburan Muhammad bagaikan aliran tiang listrik yang mengalirkan arus kegilaan ke dalam jiwa orang-orang Islam. Hal inilah yang menyebabkan mereka melakukan hal-hal aneh; seperti mengulang-ulang kata “Allah” tanpa batas, dan menghidupkan kebiasaan lama seperti mencaci daging bai, alcohol dan musik…”

B. Menghancurkan Islam Dari Dalam

Mereka menikam Islam dari dalam dengan menggunakan budak-budak atau antek-antek mereka untuk menebarkan pemikiran-pemikiran yang negatif . Dengan menggunakan anak-anak negeri jajahan, diharapkan ghozwul fikri bisa berjalan mulus tanpa ada rintangan yang berarti. Sebagaimana yang kita saksikan dewasa ini tentang gerakan femenisme yang berkembang di berbgai negara Islam yang seolah-olah tidak rela akan kodratnya yang diciptakan beda dengan pria. Mereka mendengungkan slogan emansipasi wanita yang sesungguhnya adalah eksploitasi wanita yang berlebihan dan bertentangan dengan fitarh wanita itu sendiri.
Anehnya dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan yang diadakan di Kairo pada tahun 1994, Konferensi yang didukung oleh Barat dan PBB memutuskan sebuah resolusi yang aneh dalam membatasi jumlah penduduk dengan cara-cara sebagai berikut;

· Melegalisasi aborsi

· Mengusulkan kebebasab sex education dan sex information

· Mendorong hubungan seksual ekstra-material

· Mendukung ekonomi pasar penyebaran alat-alat kontrasepsi

Bentuk-bentuk Ghozwul Fikr

1. Perusakan Akhlaq

Dengan berbagai media musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlaq generasi muslim. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalah-majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan.

Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh dari adab Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur dan mengidolakan mereka.

2. Perusakan Pola Pikir

Dengan memanfaatkan media-media tersebut di atas, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa alasan yang jelas. Mereka selalu memakai kata-kata; teroris, fundamentalis untuk mengatakan para pejuang kaum muslimin yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang zhalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Atheis Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta yang lain-lainnya. Apa-apa yang sampai kepada kaum muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benar-benar jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.

3. Sekulerisasi Pendidikan

Hampir di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan di sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri.

4. Pemurtadan

Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non muslim menawarkan "bantuan" ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, sekolah, dan lain-lainnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam.

Pastor Takly berkata: "Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam dan Al Qur'an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing".

Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastor pada tahun 1935 mengatakan: "Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur'an dan Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah- belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian".

Abdurrahman membuat 8 kategori acara televisi dan media cetak yang merupakan bagian dari strategi ghazwul fikri, dan karenanya haram ditonton oleh kaum Muslim.

01.Membius pandangan mata/ Pameran aurat/ .

Banyak disuguhkan wanita-wanita calon penghuni neraka dari kalangan artis dan pelacur. Mereka menjadikan ruang redaksi bagaikan rumah bordil yang menggelar zina mata massal. Saluran televisi dan internet berlomba-lomba menyajikan artis-artis, baik dengan pakaian biasa, ketat, pakaian renang, sampai yang telanjang. Penonton diajak untuk tidak punya rasa malu, hilang iman, mengikuti panggilan nafsu, dan menghidupkan dunia mimpi.

02. Membudayakan ikhtilat (campur baur tanpa batas syar’i).

Sekumpulan laki-laki dan wanita yang bukan mahram, biasa bergumul jadi satu tanpa batas. Tayangan semacam ini tak ubahnya membuka transaksi zina.

03. Membudayakan khalwat (berdua-duaan).

Kisah-kisah percintaan bertebaran di berbagai acara. Frekuensi suguhan kisah-kisah pacaran dan kencan makin melegitimasi budaya khalwat.

04. Mengalunkan nyanyian dan musik setan.

Televisi dan berbagai media audio banyak menyiarkan bait syair lagu berupa mantera perzinaan yang diiringi alunan alat musik berkedokromantisme.

05. Menyemarakkan zina.

Sajian dari luar negeri maupun lokal yang banyak menyertakan adegan peluk, cium, dan ranjang membuktikan bahwa televisi dan internet adalah corong zina. Aksi zina yang menyeluruh, baik zina mata, telinga, hati, lidah, tangan, kaki, dan kemaluan.

06. Mempromosikan liwath (homoseksual dan lesbian).

Para artis dan selebritis yang mengidap penyakit homoseks dijadikan contoh gaya hidup modern dan high class. Kaum homo makin bebas berkeliaran dengan berlindung di bawah payung hak asasi manusia.

07. Menebarkan syirik.

Televisi banyak mengekspos praktik pedukunan, mistik, ramalan, dan sihir yang dapat menghancurkan aqidah ummat.

08. Tenggelam dalam laghwun.

Acara-acara yang tak ada manfaatnya banyak disuguhkan untuk pemirsa, misalnya gunjingan/ gosip tentang kehidupan pribadi selebriti dan humor berlebihan, sehingga lupa mengerjakan hal-hal yang justru penting seperti dzikir kepada Allah Subhaanahuwa ta'ala dan belajar ilmu agama maupun dunia.



REFERENSI

Daud Rasyid, M.A, AL-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.

Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlaq dari Barat,

Abu Ridha, Pengantar Memahami AL-Ghazwu Al-Fikr

Abu BAshir, Syeikh, Thagut Apa dan Siapa ?, Penerbit Al-Fajr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar